TVRI.co.id – Gondongan atau dalam istilah medis dikenal sebagai parotitis epidemika merupakan penyakit infeksi virus yang ditandai dengan pembengkakan pada kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah telinga. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih sering ditemukan pada anak-anak berusia 5-15 tahun. Virus yang menyebabkan gondongan adalah virus mumps, yang dapat menyebar melalui percikan ludah atau kontak langsung dengan penderita.
Meskipun gondongan umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu hingga dua minggu, namun pada beberapa kasus, terutama jika menyerang orang dewasa, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala, cara penularan, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari penyakit ini.
Mengenal Virus Penyebab dan Cara Penularan Gondongan

Dilansir dari pafipulaumaha.org, Gondongan disebabkan oleh virus paramyxovirus, yaitu virus RNA yang hanya menginfeksi manusia. Virus ini memiliki masa inkubasi sekitar 16-18 hari, yang berarti gejala akan muncul sekitar dua minggu setelah seseorang terpapar virus. Selama masa inkubasi, penderita sudah dapat menularkan virus meskipun belum menunjukkan gejala yang jelas.
Penularan virus gondongan terjadi melalui kontak dengan percikan ludah (droplet) dari penderita, misalnya saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, virus juga dapat menular melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi oleh virus. Setelah virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, virus akan berkembang biak di saluran pernapasan atas, kemudian menyebar melalui aliran darah ke berbagai bagian tubuh, terutama kelenjar parotis.
Gondongan memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi, terutama pada lingkungan yang padat seperti sekolah atau tempat-tempat umum. Penderita gondongan dapat menularkan virus mulai dari beberapa hari sebelum gejala muncul hingga sekitar lima hari setelah pembengkakan kelenjar parotis WOW77 terlihat. Oleh karena itu, isolasi penderita selama periode ini sangat penting untuk mencegah penyebaran virus.
Gejala Khas dan Komplikasi Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Gejala awal gondongan umumnya mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan. Namun, tanda khas dari gondongan adalah pembengkakan kelenjar parotis yang menyebabkan pipi tampak membesar. Pembengkakan ini biasanya terjadi pada kedua sisi wajah, meskipun pada beberapa kasus hanya satu sisi yang mengalami pembengkakan.
Pembengkakan kelenjar parotis biasanya dimulai pada satu sisi, kemudian dalam waktu satu hingga dua hari menyebar ke sisi lainnya. Pembengkakan ini menyebabkan rasa nyeri, terutama saat mengunyah, menelan, atau saat mengonsumsi makanan dan minuman yang asam. Pada beberapa kasus, penderita juga mengalami pembengkakan pada kelenjar ludah sublingual dan submandibular, yang terletak di bawah lidah dan rahang.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, gondongan dapat menimbulkan komplikasi serius pada sebagian kasus, terutama jika menyerang orang dewasa. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain meningitis (peradangan pada selaput otak), pankreatitis (peradangan pada pankreas), orkitis (peradangan pada testis) pada pria yang dapat menyebabkan kemandulan, ooforitis (peradangan pada ovarium) pada wanita, dan tuli sensorineural. Komplikasi ini lebih sering terjadi pada penderita dewasa dibandingkan pada anak-anak, dengan orkitis terjadi pada sekitar 30% pria dewasa yang terinfeksi virus gondongan.
Diagnosis dan Penanganan Medis untuk Penderita Gondongan
Diagnosis gondongan umumnya dilakukan berdasarkan gejala klinis yang muncul, terutama adanya pembengkakan kelenjar parotis yang khas WOW77. Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus mumps, atau pemeriksaan sampel air liur dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi adanya materi genetik virus.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi infeksi virus gondongan. Pengobatan yang diberikan bersifat simptomatik, yaitu untuk meredakan gejala yang muncul. Penderita disarankan untuk beristirahat yang cukup, mengonsumsi cairan yang banyak untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi obat pereda nyeri dan antipiretik seperti parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri. Penggunaan kompres dingin pada area yang bengkak juga dapat membantu meredakan nyeri dan pembengkakan.
Pada kasus dengan komplikasi, penderita mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Misalnya, pada kasus meningitis, penderita akan diberikan terapi cairan intravena dan pemantauan intensif. Sementara itu, pada kasus orkitis, penderita akan diberikan obat pereda nyeri, kompres dingin pada area yang bengkak, dan disarankan untuk menggunakan penyangga skrotum untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Peran Vaksinasi dalam Pencegahan Gondongan
Cara terbaik untuk mencegah gondongan adalah dengan vaksinasi. Vaksin gondongan tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin campak dan rubella, yang dikenal sebagai vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella). Di Indonesia, vaksinasi MMR merupakan bagian dari Program Imunisasi Nasional dan diberikan pada anak usia 9 bulan (MMR-1) dan 18 bulan (MMR-2).
Vaksin MMR mengandung virus gondongan yang telah dilemahkan, sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit namun mampu memicu respons imun tubuh untuk membentuk antibodi terhadap virus WOW77. Dengan demikian, jika suatu saat tubuh terpapar virus gondongan yang sebenarnya, sistem imun sudah siap untuk melawan dan mencegah timbulnya penyakit.
Efektivitas vaksin MMR dalam mencegah gondongan mencapai sekitar 78% setelah pemberian dosis pertama, dan meningkat hingga 88% setelah pemberian dosis kedua. Meskipun tidak memberikan perlindungan 100%, vaksinasi tetap sangat penting karena selain mengurangi risiko terkena penyakit, juga dapat meminimalkan keparahan gejala dan risiko komplikasi jika infeksi tetap terjadi.
Langkah-langkah Pencegahan Gondongan dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain vaksinasi, ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan gondongan. Mencuci tangan secara teratur dengan air dan sabun, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, merupakan langkah sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko penularan virus. Penggunaan hand sanitizer yang mengandung alkohol juga dapat menjadi alternatif jika air dan sabun tidak tersedia.
Menghindari kontak dekat dengan penderita gondongan juga merupakan langkah pencegahan yang penting. Jika ada anggota keluarga yang menderita gondongan, sebaiknya diisolasi selama periode penularan, dan peralatan makan serta pribadi tidak digunakan bersama. Untuk penderita sendiri, disarankan untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku bagian dalam untuk mencegah penyebaran virus.
Lingkungan yang bersih dan sehat juga berperan penting dalam mencegah penyebaran virus gondongan. Ruangan yang sering digunakan sebaiknya memiliki ventilasi yang baik dan dibersihkan secara teratur, terutama permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, pegangan tangga, dan peralatan elektronik.
Penanganan dan Perawatan Penderita Gondongan di Rumah
Mayoritas kasus gondongan dapat ditangani di rumah tanpa perlu perawatan medis intensif. Istirahat yang cukup merupakan kunci utama untuk pemulihan, karena hal ini membantu sistem imun tubuh melawan infeksi virus dengan lebih efektif WOW77. Penderita sebaiknya beristirahat di tempat tidur hingga demam mereda dan pembengkakan kelenjar parotis berkurang.
Menjaga hidrasi sangat penting selama menderita gondongan. Penderita disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan seperti air putih, sup hangat, atau jus buah untuk mencegah dehidrasi dan membantu meredakan sakit tenggorokan yang mungkin dialami. Konsumsi makanan lunak dan tidak pedas atau asam juga dianjurkan, karena makanan keras dan berasa tajam dapat memperparah rasa sakit saat mengunyah.
Untuk meredakan nyeri dan pembengkakan pada kelenjar parotis, kompres dingin dapat diberikan selama 15-20 menit beberapa kali sehari. Penggunaan obat pereda nyeri seperti parasetamol juga dapat membantu meredakan ketidaknyamanan, namun sebaiknya hindari pemberian aspirin pada anak-anak karena risiko terjadinya sindrom Reye. Penderita gondongan juga disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat dan konsumsi makanan yang memerlukan pengunyahan kuat hingga pembengkakan mereda sepenuhnya.
Kesimpulan
Gondongan merupakan penyakit infeksi virus yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan gejala sistemik lainnya seperti demam dan nyeri otot. Meskipun umumnya bersifat self-limiting dan dapat sembuh dengan sendirinya, penyakit ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius, terutama jika menyerang orang dewasa. Oleh karena itu, pengenalan terhadap gejala, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan menjadi sangat penting.
Vaksinasi MMR tetap menjadi strategi pencegahan yang paling efektif untuk melindungi diri dan masyarakat dari penyakit gondongan. Selain itu, penerapan pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan secara teratur dan menghindari kontak dengan penderita, juga memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan virus. Bagi penderita gondongan, istirahat yang cukup, menjaga hidrasi, dan penggunaan obat pereda nyeri dapat membantu mempercepat proses pemulihan.
Dengan pemahaman yang baik tentang penyakit gondongan dan penerapan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri sendiri dan masyarakat dari penyakit ini. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, terutama jika gejala yang muncul berat atau disertai dengan tanda-tanda komplikasi.
Referensi: https://pafipulaumaha.org/